Bagi penggemar wayang purwo atau wayang kulit seperti kangmas Aswat, sosok buto cakil pasti kenal, kenapa begitu, karena polahnya, pethitha pethithi bak peragawan yang lagi mejeng memamerkan busana buatan sang designer. Cuma yang satu ini keluar dari cerita fiksi yang dibuat oleh para pujangga keraton dan tujuan utama dari cerita wayang ini sebenarnya sungguh elok, karena sarat dengan filsafat atau falsafah kehidupan di alam fana.
Dalam cerita pewayangan ada peran ksatria yang sakti dan selalu berpihak pada kebenaran, ada peran raksasa dalam kehidupan sekarang ini mungkin lebih dikenal sebagai sosok preman, biasanya terkesan sombong, congkak, adigang, adingung, adiguno pokoknya sifat-sifat jelek selalu menempel pada peran ini, ada peran pembantu atau lebih dikenal sebagai peran kembangan, itulah buto cakil yang selalu muncul pada saat permulaan pengembaraan seorang ksatria dalam mengemban tugas memperjuangkan kebenaran. Peran yang terakhir adalah para pinandhito, mereka dalam cerita wayang bertindak sebagai kelompok yang manejemeni kehidupan.
Sosok buta Cakil, lakon yang satu ini sangat menarik dari segi manapun, setidaknya menurut pemahaman Kangmas Aswat. Dia adalah sosok raksasa bertubuh kurus kecil, giginya pating crongat, dan polahnya yang sungguh sangat kemlinthi dan biasanya keluar hanya satu kali itupun tidak terlalu lama, artinya dari sisi cerita pasti bukan merupakan sosok kunci dan dielu elukan kehadirannya, lakon ini muncul pada saat perang kembang dimulai berhadapan dengan kesatria dari pandhawa,…ending dari penampilannya adalah dia mati tertusuk oleh kerisnya sendiri.
Siapa sebenarnya buto cakil itu, kangmas Aswat juga tidak banyak tahu, bahkan konon dhalang wayang kulit dari manapun jika diminta menjelaskan silsilah garis keturunan nenek moyang sang buto yang kurus kering namun kemlinthi dan penthalitan ini sangat kesulitan untuk menjawab.
Wal hasil…Kangmas Aswat mereka-reka, mungkin bahasa yang rodo kerennya adalah analisis secara ilmiah dan rasional bahkan masih lagi disupport beberapa pertimbangan dari berbagai sumber, ternyata memang sulit mengenali secara pasti siapa beliau yang sebenarnya. Kalau ditilik dari polahnya yang sangat atraktip dipanggung pewayangan.., bukan dipanggung politik,.. karena pada saat itu belum payu orang-orang yang kakehan polah serta pethakilan bisa laku dipanggung politik apalagi sosok buto yang sangat gemar makan daging bahkan sesama manusiapun juga doyan dibrakotinya, jadi memang sangat luar biasa. Ini polah phisik yang betul-betul bisa kelihatan dari saat permulaan dia keluar sampai kematiannya.
Konon buto yang satu ini polahnya memang luar biasa, sejak dari kandungan ibunya, seneng break dance, jempalitan didalam perut ditambah lagi struktur giginya yang pating crongat menyebabkan hancur semua organ tubuh ibunya terutama yang berkaitan dengan organ kandungan, pada saat lahirpun jumpalitan diperjalanan sehingga brodhol kabeh jalan yang dilewati sang jabang bayi, konon begitu lahirpun sempat jatuh dari amben (tempat tidur dari bambu) mak gedabug bunyinya. Pada saat itu ibunya benar benar mengalami pendarahan yang hebat, belum ada dokter yang praktek di daerah pedalam apalagi di hutan belantara tempat hidup para raksasa, sehingga tak tertolonglah jiwa sang ibu si buto penthalitan ini, petugas dari pencatatan sipil datang menyaksikan dan kidhalang kesulitan untuk mengidentifikasi mayat, mau tanya kesana kemari tidak ada yang lewat, maka hingga saat ini tak diketahui garis keturunannya….!!!
Identik dengan kehidupan fana yang dijalani oleh manusia, tentunya ada peran ksatria yang selalu mengemban tugas mulia, berpihak dan memperjuangkan kebenaran, berbuat kebaikan,... en so on en so on. Ada juga yang berperan sebagai pinandhito yaitu para ulama, ada peran sebagai preman yang digambarkan sebagai kelompok raksasa, yang berkehidupan sangat dekat dengan keglamoran hidup bahkan kadang sangat dekat dengan kehidupan yang adigang, adigung, adiguno. Atau ingin berperan sebagai buto cakil yang dari awal kelahirannya sampai kematiannyapun tidak jelas….!
So what do we have to do ? ....jawabnya adalah... It’s up to you… ! ‘cause It’s a choice…. tentunya dengan segala resikonya...! Ok, by n see U again..!