The Great “X”
(Episode-1)
Gantunglah impian setinggi langit, suatu ungkapan yang sulit dicapai apalagi bagi seorang pesimistis, wah kok ngoyo woro, cita cita wae kok dhuwur temen, pasti itu yang terdengar.
Mari kita lihat dan cermati kutipan ungkapan seorang sufisme Jalaluddin Rumi dari bukunya fihi ma fihi : Apabila engkau berdzikir kepada Tuhan, sedikit demi sedikit maka bantinmu akan tersinari dan engkau akan terbebas dari belenggu dunia. Apabila burung mencoba terbang kelangit, dia tentu tidak akan pernah mencapainya. Tetapi jika ia masih terbang, maka ia akan semakin menjauhi bumi. Dan jika itu dilakukan selalu, maka ia akan memiliki ketinggian terbang yang tidak dimiliki oleh burung-burung yang lainnya.
Sesuatu cita cita yang besar,… “The Great” akan tercapai jika kita benar-benar mulai melangkah karena sesungguhnya yang menentukan langkah selanjutnya adalah langkah pertama, tentunya harus disupport dengan langkah-langkah "great" yang lain, misalnya the great planning, the great excecution,…dan the great commander, sinergy antara ke-3 nya ini akan membuahkan result yang luar biasa besarnya bahkan bukan mungkin akan menjadi "the Greatest".
Lalu apa yang harus dilakukan terutama pada bisnis telco yang tentunya sudah bisa dikatakan dalam kondisi chaos, perang tariff, besar besaran gimmick, wah sungguh luar biasa yang dilakukan oleh para operator telco untuk memperbesar market share maupun retensi customers.
Kangmas Aswat Al-Djogdja yang kebetulan sudah lama nyemplung sebagai punggawa disalah satu operator telco ini agak miris dengan pola-pola yang diterapkan oleh masing-masing operator itu, kok bisa bisanya investasinya mahal dijual murah bahkan terkesan dibanting abis..., lalu kapan balik modalnya.
Dia malah justru berpikir agak keluar jalur mengamati para produsen rokok, persaingan sudah sejak zaman dahulu kala namun malah belum pernah terjadi produsen rokok menurunkan harga jualnya, paling paling ya memperlambat kenaikan harga jual tapi belum pernah jor joran menurunkan tarip. Padahal kalau dilihat tekanan justru jauh lebih besar, terutama dari regulasi yang mengharuskan memasang pengumuman disetiap bungkus produknya bahwa merokok dapat menyebabkan sakit a,b,c,d,e dan lain lain. Belum lagi ditambah uang kemanan transportasi yang dikutip oleh para preman pada saat distribusi dan akan munculnya fatwa bahwa merokok itu haram, sungguh sangat komplek.
Kangmas Aswat Al Djogdja, nama yang kedengaran aneh tapi memang begitulah pemberian orang tuanya, konon nama itu mengandung arti tanah tumpah darah atau tanah kelahirannya yaitu “Asli dari Wates Djogdjakarta” kawan kawannya biasa memanggilnya dengan sebutan Kangmas Aswat. Dia kebetulan sebagai punggawa senior, di salah satu operator telco alias jadi amtenar.
Sore itu beliau sedang santai diteras sambil nyruput kopi adonanya sendiri, karena memang seleranya agak lain dari yang lain,…. kopi hitam alias kopi tubruk dengan sedikit gula tidak terlalu manis bahkan terkesan semu pahit, itulah selera kangmas Aswat Al Djogdja.
mBakyu Rian sang istri kebetulan lewat di teras sepulang dari arisan langsung nyeletuk, ....Pak penjenengan itu lho,.... kalau ngunjuk kopi mbok ya dikasih susu alias kopi susu gitu lho, wis piyayine ora pati putih ngunjuke kopi tubruk, lha rak tambah keling penjenengan nanti.
Mendengar sindiran mbakyu Rian kangmas Aswat langsung saja menimpali, “Wo...wo... lha sampeyan itu kurang titen, kopi dicampur susu itu kalau adonannya kurang pas rasanya ndak karu-karuan bisa bikin perut kembung dan sebagainya, mending kopi tubruk saja, susunya nanti lain kali bune, itu malah joss….! Iya tho…? Hayo jawab jangan malah mesam-mesem gitu lho…!
“Yo sudah…, kata mbakyu Rian”!... Eh Pakne sebenarnya penjenengan itu lagi mikir apa tho kok kelihatannya serius banget, sore sore kok malah methentheng, lah mbok yang santai gitu lho. Kayak anggota dewan lagi mikir nasib rakyat saja, lha wong yang semestinya mikir rakyat saja malah pada jadi dhagelan gitu lho…! Ada yang seneng ngrasani lawan politiknya...coba bayangken, harga BBM naik dikomentari..lho BBM kok naik,...harga BBM turun dikementari juga lho BBM turun itu kan hanya untuk mengambil hati rakyat saja, ... ada juga yang pengin njajal ngrasakne masuk bui, wah werno-werno tho pak.
Bune sini tak bilangi, aku ini sebenarnya lagi mimpi... Sekarang ini jaman makin sulit bahkan kayaknya malah sudah ndak ada yang mudah lagi tho, lha aku ini mikir bagaimana bisa jadi amtenar yang baik dan bisa menyumbangkan sesuatu di tempatku mencari pangupo jiwo… gitu lho!.
Aku ini kan baru saja nonton balapan mobil formula-1,….itu lho VCD-nya masih gemlethak di meja, lha kok tiba-tiba terinspirasi dari timnya Ferrary dan Mallboro MC, mereka itu betul-betul merupakan tim yang menampilkan kinerja terbaik dari waktu ke waktu. Ya mereka adalah “team work” yang solid dan tangguh. Kalau orang ndesonya Mr. Josh Gundhose itu menyebutnya sebagai “the great team”, edan tenan tho bune..!
Apa pak “nde grit tim”, wah bapak sekarang rodo banyak kemajuannya. Preso istilah “nde grit tim” barang je…! timpal mas gendhut putra sulung pasangan kangmas Aswat dan mbakyu Rian yang kebetulan mendengarken beliau berdua berbincang bincang. Kelihatannya Bapak tadi baru nonton balapan mobil balap formula satu tho, kok sekarang berpikir “jadi amtenar yang baik dan pengin berperan mendukung, nde grit tim” itu hubungane opo kata mas ndhut ?
We...Lha, ternyata kamu ndengarken bapak karo ibu ngendikan tho nang, timpal Kangmas Aswat. Gini lho nang…, kalau belajar itu tidak harus ke bangku sekolah…, dimanapun tempatnya yang paling penting adalah kemauan dan kejelian kita untuk menyimak dan mengambil suri tauladan dari suatu kejadian untuk pembelajaran dan pengembangan diri.
Bapak itu terinspirasi dari timnya Ferrary dan Mallboro MC, itu kan tim-tim tangguh dan sulit terkalahkan. Kira-kira gimana ya resepnya kok bisa menang terus kalau balapan. Ternyata setelah Bapak amati dengan seksama, banyak hal yang bisa kita ambil teladan dari balapan mobil itu nang, kalau ndak percaya mari kita putar lagi VCD nya. Mari kita lihat, dari lap pertama Ferrary selalu memimpin sampai dengan lap terakhir, ternyata sang pembalap benar benar tangguh, lihat tuh dia selalu lihat spion mengamati posisi lawannya. “kata Kang Mas Aswat dengan bangga”.
Lha terus hubungannya apa sama kerjaan bapak op ?, ....tanya mas ndut terheran heran.
Yo nanti dulu kita lihat sampai akhir pertandingan, kata Kangmas Aswat. Coba lihat setelah beberapa lap, pembalap masuk pit stop menghentikan mobilnya, beberapa teknisi langsung bekerja sesuai dengan tugas masing masing, ada yang nambah bahan bakar, ada yang ganti ban, ada yang memberikan aba-aba kapan selesai dan yang terakhir memberi komando kapan sudah bisa melesat lagi, sungguh sangat luar biasa, iya tho....., setiap unit setiap personil consern terhadap waktu penyelesaian pekerjaan masing-masing untuk mencapai satu tujuan yaitu “kemenangan”.
Coba mari kita lihat lagi VCD berikutnya, saat Mallboro Mc mengalami kekalahan. Lap pertama sang pembalap pada posisi nomor dua, lap kelima Mallboro menyalip tim Ferrary pas ditikungan tajam, begitu melihat celah sedikit dia manfaatkan untuk menyalip menjadi nomor 1 (satu),.... sungguh sangat luar biasa, ....mempertaruhkan nyawa untuk suatu kemenangan tim .
Lha, ......ini nich coba kita cermati bersama, tuh lihat…!, pada saat masuk pit stop, bahan bakar terisi dengan baik dan cepat, teknisi pengganti ban (roda), 3 buah roda terpasang dengan baik dan cepat, namun bagian kiri belakang terlambat 5 detik,...akhirnya pada saat masuk ke arena lagi menjadi posisi kelima akibat keterlambatan 5 detik mengganti roda, padahal kalau kita perhatikan pembalap sudah mempertaruhkan nyawa pada saat lap kelima untuk mencapai posisi nomor 1 (satu). Namun karena keteledoran salah satu teknisi support maka hilanglah perjuangan dan kesempatan untuk menjadi yang terdepan “The Greatest” ..... betul apa ndak bapak bilang,….. hayo ?
Rekansku :
So harus bagaimana ?
Ok, Could you please comment 4 this episode, sebelum muncul episode ke-2.